Minggu, 25 Januari 2015

AYAHKU PAHLAWANKU...

Majelis Ayah AQL 24 Jan 15 Ust. Bachtiar Nasir -opening- Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, ia adalah pahlawan pejuang pertama bagi anak lakinya. Umat muslim maju dari keluarga yg kuat, keluarga yg baik ayah ibunya. Eropa kini menghadapi kehancuran struktur keluarga. Di negeri ini, persiapan menjadi ayah jarang disiapkan kaum muslimin. -ust bachtiar nasir- Kebahagiaan terbesar ayah: bisa bahu membahu membantu pekerjaan ayah dalam dakwah Membawa kendaraan saja harus ada kualifikasi sim, akreditasi. Seharusnya imam rumah tangga jauh lebih dipersiapkan, bukan asal maju. Ayah adalah pahlawan. Ibu memberikan zona aman, ayah memberikan tantangan yang terukur. Si anak harus dikeluarkan potensinya oleh si ayah. Fenomena kebanci2an sering muncul di anak2 indonesia. Karena dominan hanya sosok ibu yg mengasuh. Jarang ada peran ayah. Anak laki menjadi lebih cerewet dan sering komplain (layaknya wanita), bukan mendobrak situasi dan menaklukkan tantangan. Ayah menjadi antara ada dan tiada. Akhirnya banyak pula yg jadi gay. -ust bendri jaisyurrahman- Fenomena anak muda sekarang; anak2 smp sma udh pada hamil, di antara temen2 sekolah. Jenis2 cabe: Cabe2an Cabe merah : motif senang2 Jamur bakar : janda di bawah umur baru mekar Cabe hijau: motif ekonomi -ust bachtiar nasir- Kemunduran pertama adalah bila anak sudah benci ayahnya. Anak2 jd hafal kata2 ayahnya yg ringkas dan hanya sedikit: sholat, ada pr atau ngga, ibumu dimana. Belum lagi kekerasan ayah pada anak. Kekasaran membuat potensi anak menjadi impoten. Kekasaran ayah pada istrinya, apalagi bila ditambah perselingkuhan ayah di depan istrinya akan membuat anak perempuannya benci laki2. Perempuan bs jd mempermainkan laki2, memurah2kan diri. Makanya, seorang ayah yg dikaruniai dua anak perempuan dan dididik menjadi baik akan mendapatkan jalan ke syurga. Ust bachtiar nasir banyak menghadapi anak2 muda/krucil2 yg meminta ia menjadi ayahnya. Lewat FB, twitter, pada manggil abi. Sampai hubungi nomor pribadi. Mereka bagai kehilangan sosok ayahnya, minta pengayoman. Dan terjadi banyak sekali. Tersimpulkanlah, anak2 indonesia banyak yg lapar ayah. Di kampus, anak muda juga destruktif karena kurang sentuhan dan contoh dari ayahnya. Demo yg merusak, bakar2, aktivitas buruk di luar kampus, dsb. Mereka ngga dididik ortunya menyalurkan nyali, adrenalin, nyawa anak muda dialokasikan. Adrenalin yang berlebih harus dialokasikan, di tempat yg tepat dan bermanfaat. Olahraga dsb. Ayah jangan jadi penjajah, jadilah pendidik. Jgn bentuk anak sesuai keinginanmu, tp didiklah ia sampai Allah menjadikannya siapa. Bagai anak panah, bidik ke arah kebaikan, lepaskan, biarkan Allah menjadikannya sesuatu. Pendidik, bukan penjajah. KPK membuat riset ttg kejujuran di keluarga di suatu daerah (cirebon). Hasilnya adalah, anak2 rata2 tak percaya orang tuanya jujur. Jadi sejak awal, mereka sudah tak melihat dunia terdekatnya contoh kejujuran. Anak2 sekarang cepat dewasa (syahwatnya). Tp akal sehat dan budinya lambat dewasa. Kurikulum yg harus disampaikan pada anak: 1. Mengenalkan anak pada Allah dan RasulNya 2. Mengikatkan anak pada hukum Allah dan RasulNya, ajari fiqih dan syariah. Kini, anak2 hanya dibesarkan fisiknya. Tp fikrahnya, hatinya, dibawa lari dengan keagnostikan sains, sekularisme, liberalisme tanpa terperhatikan ortunya. Badan membesar, tp pikiran dan hati entah kemana. Pendidikan seksual dari sisi agama harus dikuasi ayah. Kerusakan kejahatan seksual di indonesia sudah sangat parah. Pelaku dari usia 100 tahun sampai 6 tahun, korban dmulai dari usia 18 bulan. -ust bendri jaisyurrahman- Maka, kenalkan anak ttg tubuhnya auratnya, dan bagaimana membawa tubuh. Ajari ttg tipe2 sentuhan (sentuhan sayang, meragukan, dan berbahaya). Ajari pula tipe2 hubungan (saudara, teman, saudara, orang asing, dsb). -ust bachtiar nasir- Jadilah ayah yang berselera tinggi: selera para anbiya, shiddiqih, orang2 shalih. Punya visi agar anak bisa sebaik selera orang2 itu. Jangan rendahkan visi jadi "sekedar", "yang penting", dsb. Albaqarah:133 Ayah yg membanggakan, di akhir hayatnya memastikan anak2nya menjunjung tauhid, menuhankan Allah yg esa, sampai generasi-generasi selanjutnya. Kata yg dipakai Allah dalam ayat tsb adalah "Ilahaka" (Tuhanmu, wahai ayah). Anak2 mengakui akan menyembah Tuhan ayahnya sepeninggalannya. Ini menunjukkan pendidikan sang ayah tentang ketauhidan, keimanan yg jelas dari didikan sang ayah. Alimron:33 4 laki2 disebut paling utama menurut Allah di zamannya. Namun bagi yg anak2nya beriman, dipanggil Allah dgn juga.

Kamis, 19 Januari 2012

UNTUKMU! WANITA PENDAMPING HIDUPKU

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,,
Dengan kata yang tidak sempat diucapkan kayu, ketika api merubahnya menjadi abu,,

Aku ingin mencintaimu dg sederhana,,
Dg isyarat yg tdk sempat diungkapkan awan ketika hujan menghilangkan wujud kberadaannya,,

Tapi,
Aku lebih sangat ingin mencintaimu karena Allah,,
Dg kasih sayangNYA kpd hamba dan seluruh makhlukNYA,,

Aku sangat ingin menjadikanmu pendampingku krn Allah,,
Dg keridhoan yg dititipkanNYA kpd seluruh ibu di dunia untuk anak2NYA,,

Aku sangat ingin mengarungi samudra kehidupan ini bersamamu krn Allah,,
Dg semua petunjuk dan syariatNYA yg tdk lain untuk menyelamatkan hambaNYA di dunia,,

Apapun yg aku inginkan, semua tdk akan terjadi tanpa KEHENDAK Allah swt. Aku sll mengharapkanNYA memmberikan hatimu hnya untuku,, begitu pula hatikupun hnya untukmu,, dan aku berharap tdk pernah merasa SALAH smpai kapanpun krn telah mmilihmu untk anak-anakku,,

(Digubah dr puisi:Sapardi Joko Darmono)

Jumat, 24 Desember 2010

euforia garuda di dadaku


Setelah sekian lama akhirnya saya coba memaksa utk bisa menulis kembali di blog yg sdh lama saya abaikan ini. Hal ini mungkin dpicu oleh pernyataan salah satu junior yg ternyata menurutnya diam-diam sering mengikuti tulisan2 saya. Dia menanyakan kenpa saya tidak pernah lagi membuat tulisan2 di blog? Kemudiaan alasan saya adalah waktu. Cukup klasik memang. Tp apa boleh buat memang itulah yg sy alami akhir2 in. Well, saya akan mencoba menuliskan kembali beberapa pemikiran, perasaan,ide-ide dan juga kegelisahan2 yg saya alami terkait kehidupan yg banyak skali faktor mempengaruhi.

Kemarin ketika sdng maraknya eforia terkait sepak terjang timnas kita di kancah regional asia tenggara. Yg sempat membuat masyarakat indonesia pd umumnya terperangah akan kehebatan tim kesayangannya. Saya coba menanggapinya dg menulikan status si account jejaring sosial yg menyebut bahwa:garuda tdk ada di dadaku.dan tdk akan pernah ada di dadaku. Hal itu sama sekali bukan tidak ada maksud. Saya cuma ingin menanggapi fenomena yg sangat membanggakaan ini.hampir semua kalangan di negara ini dihipnotis dg daya pikat luar biasa tim garuda. Mereka rela menghamburkan uang untuk dpat menyaksikan secarra langsung pertandingan,membeli pernak-pernik tim kebanggaan atau pergi ke cafe tmpat nonton bersama diadakan. Tdk lupa mereka berbondong2 update status, membuat tulisan, membuat spanduk, membuat flern turun ke jalan untuk mendukung tim kebanggannya agar menang dlm laga yg cukup bergengsi ini.jiwa-jiwa patriotik seakan terasa sangat kental dlm atsmosfir negara in. Semangat cinta tanah air seakan sangat terasa membara dim sanubari masyarakat indonesia.

Terharu rasanya hati ini menyaksiklan itu semua.
Tapi,ada rasa gerimis dlm hati in yg menimbulkan Segenap pertanyaan:apakah ini akan kembali terasa ketika pesta sepakbola ini usai???apakah semangat membela tanah air ini akan kembali termanifestasikan dlm bentuk yg lebih konstruktif utk bangsa ini kedepannya??apakah kita akan terus mencintai bangsa ini yg kita wujudkan dlm setiap ucaapan kita, sikap kita, pemikiran kita?apakah kt akan tetap setia meneriakan "garuda kebanggaanku" ketika negara in sdg membutuhkan batuan yg nyata dr rakyatnya?? Apakah kita mash dapat bersemangat membela bangsa ini ketika hambatan,rintangan,masalah menyakiti ibu pertiwi???
Pertanyaan-pertanyaan ini semakin menyesakan dada ketika saya sendiri tdk yakin untuk menjawabnya dg lantang! Dg jawaban "iya akan tetap ada!!"

Oleh karena itu saya tdk ingin garuda hanya ada di dadaku. Hanya ada sebagai simbol yg saya sematkan di dada.hanya sebagai aksesoris yg menyataakan bahwa sya cinta baangsa ini.atau hanya eforia sesaat yg terbawa karena atsmosfir saaat ini memiliki kecenderungan utk melakukan itu (atau bahasa kerennya "lagi ngetrend").saya ingin garuda ada di hati ini,menyatu dg segenap darah dlm tubuh dan merasuk dlm jiwa yg akan termanifestasikan dlm perilaku2 nyata.

Bangga rasanya bisa membayangkan suatu saat nanti bangsa ini bisa kembali menjadi macan asia bahkan dunia dan dapat terppandang dan menorehkan dlm catatan peradaban dunia.mudah2an Allah mendengar impian sy in dan mewujudkannya di masa depan.amin.

Selasa, 04 Agustus 2009

HIDUPLAH SEPERTI KAPTEN DALAM SUATU PERTANDINGAN


Beberapa hari yang lalu ketika sedang berdiskusi dengan seorang mentor dalam dunia kerja saya sekarang ini, beliau menyarankan saya untuk menjadi kapten dalam program yang saat ini sedang saya jalani. Seperti layaknya pertandingan sepak bola. Kenapa seorang kapten? Karena dalam pertandingan seorang kapten dituntut bisa bermain dengan baik sambil mengamati berjalannya pertandingan secara keseluruhan untuk bisa memberikan masukan dan arahan bagi pemain lain agar memenangkan permainan. Ini sebuah analogi yang menarik bagi saya. Karena saya baru pertama kali mendengar analogi seperti ini.
Di lain kesempatan saya pun mendengar hal yang sama dari sang mentor. Kemudian di waktu yang lain saya berpikir, mungkin dalam kehidupan sebenarnya pun kita seharusnya bisa menjadi seorang kapten untuk dapat memaknai hidup ini dengan lebih baik lagi dari sebelumnya. Seharusnya kita bisa belajar secara keseluruhan apa sebenarnya SOP dari kehidupan ini dan mencoba menerapkannya sedikit demi sedikit. Kita di tuntut untuk bisa bermain dengan baik dan di saat bersamaan pun bisa tetap mempertahankan pandangan kita terhadap keseluruhan pertandingan agar tidak terjebak dalam hal detail (rutinitas) dan dapat memenangkan pertandingan dengan cantik. Kemudian belajar dari apa yang kita lakukan sambil terus berkonsultasi dengan para pelatih. Dalam hal ini adalah orang-orang yang kita anggap berpengalaman, berpengetahuan lebih dan bijaksana dalam perjalanan hidupnya (orang-orang shalih dan orang-orang bijaksana). Dengan begitu kita mungkin akan lebih akseleratif mencapai tujuan hidup yang diamanahkan Allah Swt kepada kita.
Hidup adalah pilihan. Itu adalah sebuah kalimat yang sudah sering saya dengar dari beberapa waktu yang silam. Tetapi mungkin saat ini saya lebih dapat memaknai kalimat itu dengan lebih lengkap, walaupun mungkin akan lebih lengkap lagi di masa yang akan datang. Kenapa saat ini lebih lengkap? Karena saat ini saya berkeyakinan. Sayalah yang sepenuhnya menjadi nahkoda dalam kehidupan ini. saya menentukan apakah saya akan menjalani hidup ini dengan kesenangan, kesedihan, keceriaan ataupun kekelaman. Karena saya baru sadar Allah SWT sudah begitu sempurna menciptakan alam jagad raya ini berikut semua tools2 untuk mengarunginya agar tidak tersesat. Tetapi terkadang, nafsu duniawi dan ketidakmampuan kita untuk menemukanlah yang menutupi kita untuk melihat tools tersebut dan menggunakannya. Allahu’alam bisawaf.

MEMIMPIN DENGAN HATI


Tema kepemimpinan mungkin adalah salah satu tema yang tak akan pernah lekang oleh zaman. Sebuah tema yang akan selalu menarik untuk dijadikan bahan kajian, analisa dan tentu saja diaplikasikan. Banyak budaya, pemikiran bahkan kepercayaan/keyakinan (agama) yang memberikan kontribusi terhadap khasanah tentang kepemimpinan ini. semuanya memiliki keunikan terhadap satu dengan lainya dalam hal konteks, tetapi dalam hal konten sebagian besar memiliki kesamaan.
Mungkin sebagai Masyarakat indonesia kita boleh bangga, karena kemarin kita baru melewati perhelatan besar pemilihan pemimpin di negeri ini dengan relatif aman dan terkendali secara keseluruhan. Walaupun disana sini masih terdapat kekurangan, khas seperti halnya seseorang yang baru belajar. Bahkan kesalahan adalah keniscayaan yang harus dimiliki seorang pembelajar sejati agar proses pembelajarannya bisa semakin sempurna. Menurut saya semua ini bukan disebabkan oleh satu faktor saja, misalnya presidennya pada saat ini SBY. Atau karena DPR/MPR-nya di pimpin Hidayat Nurwahid dan Agung Laksono atau bahkan sampai dengan karena penanggung jawab keamanan negeri ini sedang di pegang Djokosantoso sebagai Panglima TNI dan Bambang Hendarso Danuri sebagai Kapolri. Kalau menurut saya bukan itu sama sekali. Banyak sekali faktor yang tersistem yang akhirnya menyebabkan kejadian seperti sekarang ini. karena seperti kita ketahui Allah SWT tidak menciptakan Alam Jagad Raya ini ‘ujug-ujug’ atau tiba-tiba saja. Atau bahasa yang populer yang dikatakan Einstein adalah “tuhan tidak bermain dadu dalam menciptakan alam raya ini”. dengan kata lain semua ini ada maksud, tujuan, sebab-akibat yang melatarbelakanginya. Dan kita manusia di tuntut untuk dapat melihat dan belajar dari semua fenomena yang kita dilihat, saksikan, amati dan rasakan.
Begitu halnya fenomena pemilu belakangan ini, sadar atau tidak disadari semua ini terbangun akibat sebuah sistemik faktor yang dapat ditarik dari berbagai paradigma, sudut pandang & disiplin ilmu masing-masing analisator. Tetapi disini saya ingin mengambil sudutpandang para kaum positive, yang selalu mengambil hikmah positif dari setiap fenomena yang terjadi. Menurut saya, sebagian masyarakat Indonesia cukup berkomitmen dalam menjadikan bangsa ini ke arah yang lebih baik. Ini terbukti dalam pemilu kali ini, kita cukup bisa meminimalisir konflik horizontal antar pendukung partai dan capres-cawapres. Terlepas dari berbagai analisa oportunis terhadap kejadian ini (baca:aman terkendali), saya percaya ini adalah akibat sebagian besar dari masyarakat kita masih memiliki dan menggunakan hati dalam setiap tindak tanduk berbangsa dan bernegara dewasa ini. Desas desus provokasi sudah tidak jaman lagi di kalangan masyarakat kita. Apalagi tindakan-tindakan anarkis yang hanya akan menguntungkan pihak-pihak oportunis-pragmatis yang anti idealisme dalam hal ini.
Oleh karena itu sudah waktunya bangsa ini di pimpin dengan hati, seperti Rosulullah memimpin madinah 14 abad yg lalu, seperti halnya mahatma gandhi memimpin india keluar dari penjajahan, serta seperti yang pernah pemimpin2 besar dunia lakukan. Mencoba mengejewantahkan ketulusan hati dalam setiap tindakan kepemimpinan. Menggiring dan melayani para pengikut ke jalan kebenaran dengan hati. Menempatkan hati nurani sebagai bentuk lain dari eksistensi tuhan dalam diri. Semua ini bukan hal yang mudah, tetapi bukan pula sesuatu yg naif utk dilakukan. Semua dari kita memiliki tanggung jawab untuk dapat menjadikan dunia ini menjadi lebih baik. Dengan cara apa? Tentunya dengan cara melakukan kebaikan dari diri kita sendiri, dari yg terkecil dan saat ini juga. Mudah-mudahan kita selalu berada dalam jalan-NYA untuk bisa selalu berdamai dan bersahabat dengan diri sendiri guna menciptakan kebenaran hakiki di alam dunia ini.amin.
(tulisan ini terinspirasi dari pulangnya Yusuf Kalla ke kampung halaman. Terlepas apa motif di balik itu semua, tetapi saya melihat ada kebesaran jiwa yang melatarbelakanginya yang seharusnya dimiliki seorang negarawan sejati negeri ini. mudah2an negeri ini di pimpin oleh negarawan-negarawan yang selalu menggunakan hati dalam kegiatan kepemimpinannya.amin)

Senin, 16 Maret 2009

KALO BISA GOLPUT, KENAPA HARUS MILIH????


Itu memang sebuah issue yg marak belakangan ini di tengah masyarakat kita. Mungkin diantara kita menganut paham diatas.
Beberapa alasan kenapa kita harus golput:
1. Pola pemilihan yg tidak konsisten (antara pemilihan langsung dengan sistem kuota secara kuantitas). Jadi rakyat dipaksa untuk memilih langsung semua calon yg udah di olah, diperas, diseleksi dan di kualifikasi oleh partai politik.
2. Semua janji-janji yang dikemukakan hanya lips service pemenangan pemilu. Ketika sudah terpilih semua pd insomnia.
3. Logikanya, kalo br caleg aja udah banyak modal yg dikeluarin (dari mulai yg legal-bikin poster, baliho, kaos, acara dangdutan, dll yg memakan duit besar—sampe yg ilegal – money politics). Kayanya klo udah kepilih nanti, bisa dipastikan langsung kejar setoran balik modal. Huf,,,Makin memperparah trust masyarakat kepada politik.
4. Terakhir, ini adalah alasan yg sangat disesalkan apabila memang terjadi kepada kita yaitu: MALAS!!! Malas ke TPS, malas hrs ngbrol ama pa RT, pa RW n tetangga lain di sekitar rumah, malas daftar & malas mencari tahu segala hal tentang pemilu. Mdh2an alasan ini gak pernah dan ga akan menempel di benak kita para agen of change.

Terus bagaimana kita menentukan nasib bangsa ini, kalau memang mekanisme pemilihan pemimpin dan penentu kebijakan di negara ini harus melalui jalur pemilu???? Sebelum saya menuangkan pendapat saya atas pertanyaan berikut, mari kita lihat terlebih dahulu Alasan-alasan kenapa kita gak boleh golput:
1. Seperti halnya solat. Solat adalah Wajib, oleh karena itu segala upaya untuk sahnya kegiatan solat kita wajib dilakukan. Begitu halnya dengan memilih pemimpin, dalam islam memilih pemimpin adalah wajib. Bahkan ketika ada dua orang yang sedang berjalan, salah satunya harus dijadikan pemimpin agar lebih terarah, fokus dan tercapai semua yg kita inginkan. Oleh karena itu semua proses yg dilakukan untuk memilih pemimpin tersebut menjadi wajib. (dikutip dari khotbah jum’at di masjid: An-nur, 13 Mar 2009)
2. Apabila bnyak dari kita apatis (sebagai dampak dari parahnya sistem serta prilaku perpolitikan bangsa kita), terus siapa yg akan bertanggung jawab apabila tampuk kepemimpinan digunakan oleh orang2 yg oportunis, pragmatis dan anti-idealis. Yang ada bangsa kita ntar menjadi bangsa yg najis.
3. Apakah kita hanya akan menonton saja apabila ada pihak2 yg mengambil keuntungan dari prilaku masyarakat yg mulai apatis dg sistem perpolitikan bangsa???? Sementara mereka mengumpulkan massa, merapatkan barisan, mengorganisasikan pergerakan dan merencanakan strategi untuk mengambil alih pengaturan negara beserta kebijakan-kebijakan yg akan mendukung proses pengaturan tsb. Bagi beberapa orang yg cenderung menganut teori konspirasi pasti sudah dapat merasakan aura tersebut. Tetapi, bagi kita yg masih memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan bangsa ini kearah yg baik melalui proses pengaturan yg baik, tentu akan ikut ambil bagian dalam proses penentuan mekanisme perpolitikan bangsa ini.

Kita adalah manusia yg cukup modern untuk memahami sitematika berpikir silogisme kehidupan. Dengan tetap mendengarkan hati nurani berbicara. Caranya gimana????
1. Cari tau secara pro-aktif, calon pemimpin2 yg akan mewakili kita di senayan nanti dan di DPRD daerah masing2. Mana yg kira2 amanah dan berkualitas (dalam hal kompetensi dan akhlak) yg dapat kita percaya dapat membuat kebijakan yg pro terhadap kemaslahatan umat. Bedakan antara “JANJI-JANJI dengan KOMPETENSI”. Caranya: cari tahu track record yg pernah dia lakukan semasa hidupnya, bisa dari prestasi2 yg pernah di peroleh maupun dari sikap dan prilaku dia dlm merespon setiap fenomena yg terjadi di masyarakatnya. Jangan lupa cari tau jg, apakah dia pernah tersangkup masalah KKN atau tindakan “biadap”(KKN salah satu tindakan biadab-red) lainnya.
2. Kalau memang agak repot untuk mencari tahu kualitas individu2 tersebut, karena keterbatasan informasi yg kita peroleh. Kita dapat menganalisa yg lebih mudah yaitu dg menganalisa partai politik yg menjadi kendaraannya. “ah parpol sekarang sama saja!!!”, tunggu dulu!!! Sudah saatnya kita memaksakan diri kita utk open minded dlm menyikapi segala sesuatu. Kita dituntut melakukan ikhtiar yg maksimal dlm mengharapkan sesuatu. Dlm kaitan disini, kt dituntut mengklasifikasi dan memboboti serta memberi nilai dari sekian banyak parpol yg kita kenal. Bagaimana? Sy akan sedikit membri tips utk membatasi proses analisa kita:
a. Pilih partai yg memiliki sistem rekruitment yg ketat terhadap calon legislatif yg akan di ajukan.
b. Pilih partai yg memiliki sistem controlling yg kuat dlm memonitor prilaku setiap anggotanya baik di DPR, DPRD I, DPRD II bahkan di kepengurusan tingkat ranting sekalipun.
c. Pilih partai yg memiliki track record yg teruji dlm hal kebersihan dalam setiap kasus yg berbau KKN.
d. Jangan terlalu cepat men-judge sebelum mengklarifikasi secara komprehensif setiap penilaian. Karena itu akan membuat bias (ketidak tepatan/ kurang representatif) penilaian serta pengambilan keputusan kita nantinya.


Saya rasa Allah SWT sangat senang sekali bagi umatnya yg senantiasa beriktiar secara maksimal dlm setiap yg di inginkannya. Walaupun itu akan lebih banyak meneteskan keringat dan menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran. Tapi, percayalah buah dari ini semua begitu manis apabila pada saatnya nanti kita harus menuainya. Mulailah peduli terhadap kemaslahatan kita bersama, karena sdh bnyk terbukti paham individualistis tdk akan membawa kemajuan dan keuntungan apa2 bagi kita pribadi pd khususnya dan masyarakat sekitar kita pd umumnya. Sebarkan aura kepedulian mulai dari lingkungan terdekat kita: keluarga, teman dan masyarakat lingkungan kita.
Wallahualam bisawaf.

Minggu, 21 Desember 2008

KELANGKAAN ELPIJI DAN BBM


Belum lagi kita dimiriskan dengan langkanya ketersediaan premium pasca penurunan harga jenis BBM tersebut. Saat ini kita harus dihadapkan dengan kelangkaan yg serupa untuk Elpiji dg kemasan 3 Kg. Kejadian ini memaksa saya untuk mencari tahu apa sebenarnya yg terjadi, yg merupakan akar penyebab kejadian-kejadian ini.
Ketika dimintai tanggapannya atas kejadian ini presiden Yusuf kalla mengatakan bahwa ini dikarenakan para pengusaha penyedia elpiji tidak mengira bahwa elpiji dalam kemasan 3 Kg ini laku dipasaran. Walaupun saya melihat bahwa pemerintah tidak terlepas dari kesalahan yg terjadi, tetapi saya ingin mencoba melihat permasalahan ini menjadi lebih luas lagi.
Seperti halnya Kelangkaan premium yg terjadi beberapa waktu kemarin, disusul kelangkaan elpiji saat ini menurut saya tidak terlepas disebabkan oleh budaya masyarakat yg sepertinya hanya selalu “ingin untung saja”. Kenapa tidak, setelah dianalisa lebih jauh ketidaktersediaan premium di SPBU-SPBU beberapa waktu kemarin disebabkan karena SPBU-SPBU tersebut menunda memesan premium dengan segera, karena menunggu penurunan harga premium diberlakukan. Setelah harga turun mereka baru memesan premium seperti biasa tetapi dengan harga yg lebih murah ketimbah sebelum harga diturunkan. Otomatis ketika SPBU menunda pemesanan, ketersediaan premium pun tertunda di pasaran yang merupakan konsekuensi dari leadtime (waktu pemesanan sampai barang datang).

Apabila kita lihat pola penyebab keduanya kelangkaan ini sebagai berikut:

Kelangkaan Elpiji:
Pengusaha (investor) tdk melihat potensi keuntungan --> pabrik di indramayu lama selesai --> barang yg beredar tidak sesuai dg permintaan pasar --> terjadilah kelangkaan Elpiji

Kelangkaan Premium:
Pengelola ingin mendapat untung lebih --> pemesanan ditunda agar harga lebih murah --> keterlambatan kedatangan barang --> terjadi kelangkaan premium

Kalau dipikir-pikir dan apabila kita lihat akar penyebab dari kedua kelangkaan tersebut memiliki akar pola yang sama. Yang apabila saya dapat menyebutnya sebagai pola pikir “profit oriented”. Ini dapat dilihat dari hokum dasar ekonomi yg mengedepankan profit:

“Profit oriented” murni --> modal kecil --> untung sebesar-besarnya


Apabila kita ganti dengan sistematika berpikir seperti ini:

Pelayanan --> Profesional --> Profit --> Efesiensi dan Efektifitas Kebijakan


saya yakin Indonesia akan menjadi Negara yg maju melesat secepat kilat. Karena dasar dari profesionalitas adalah pelayanan kepada sebanyak-banyaknya umat yg membutuhkan. Pola ini juga bukan saja harus dimiliki oleh pemerintah dan pejabat di negeri ini, tapi untuk seluruh elemen masyarakat sampai sekecil-kecilnya.

Saya jadi tertarik dengan pola berpikir yg saya baca di spanduk yg diusung oleh salah satu partai peserta pemilu di negeri ini. Di sana dikatakan yang intinya: “pedulilah terhadap sesama dengan terlebih dahulu peduli terhadap tetanggamu” . ini merupakan konsep yg tdk terlalu exiciting terdengar. Tapi, saya merasa ini merupakan konsep fundamental terhadap kesejahteraan secara kolektif. Coba bayangkan apabila setiap individu di negeri ini menerapkan konsep tersebut, tentunya ini menjadi trigger yg dapat meng-akselerasi kemajuan yg sama-sama kita impikan.

Hidup INDONESIA… JAYAlah bangsaku!!!!