Senin, 16 Maret 2009

KALO BISA GOLPUT, KENAPA HARUS MILIH????


Itu memang sebuah issue yg marak belakangan ini di tengah masyarakat kita. Mungkin diantara kita menganut paham diatas.
Beberapa alasan kenapa kita harus golput:
1. Pola pemilihan yg tidak konsisten (antara pemilihan langsung dengan sistem kuota secara kuantitas). Jadi rakyat dipaksa untuk memilih langsung semua calon yg udah di olah, diperas, diseleksi dan di kualifikasi oleh partai politik.
2. Semua janji-janji yang dikemukakan hanya lips service pemenangan pemilu. Ketika sudah terpilih semua pd insomnia.
3. Logikanya, kalo br caleg aja udah banyak modal yg dikeluarin (dari mulai yg legal-bikin poster, baliho, kaos, acara dangdutan, dll yg memakan duit besar—sampe yg ilegal – money politics). Kayanya klo udah kepilih nanti, bisa dipastikan langsung kejar setoran balik modal. Huf,,,Makin memperparah trust masyarakat kepada politik.
4. Terakhir, ini adalah alasan yg sangat disesalkan apabila memang terjadi kepada kita yaitu: MALAS!!! Malas ke TPS, malas hrs ngbrol ama pa RT, pa RW n tetangga lain di sekitar rumah, malas daftar & malas mencari tahu segala hal tentang pemilu. Mdh2an alasan ini gak pernah dan ga akan menempel di benak kita para agen of change.

Terus bagaimana kita menentukan nasib bangsa ini, kalau memang mekanisme pemilihan pemimpin dan penentu kebijakan di negara ini harus melalui jalur pemilu???? Sebelum saya menuangkan pendapat saya atas pertanyaan berikut, mari kita lihat terlebih dahulu Alasan-alasan kenapa kita gak boleh golput:
1. Seperti halnya solat. Solat adalah Wajib, oleh karena itu segala upaya untuk sahnya kegiatan solat kita wajib dilakukan. Begitu halnya dengan memilih pemimpin, dalam islam memilih pemimpin adalah wajib. Bahkan ketika ada dua orang yang sedang berjalan, salah satunya harus dijadikan pemimpin agar lebih terarah, fokus dan tercapai semua yg kita inginkan. Oleh karena itu semua proses yg dilakukan untuk memilih pemimpin tersebut menjadi wajib. (dikutip dari khotbah jum’at di masjid: An-nur, 13 Mar 2009)
2. Apabila bnyak dari kita apatis (sebagai dampak dari parahnya sistem serta prilaku perpolitikan bangsa kita), terus siapa yg akan bertanggung jawab apabila tampuk kepemimpinan digunakan oleh orang2 yg oportunis, pragmatis dan anti-idealis. Yang ada bangsa kita ntar menjadi bangsa yg najis.
3. Apakah kita hanya akan menonton saja apabila ada pihak2 yg mengambil keuntungan dari prilaku masyarakat yg mulai apatis dg sistem perpolitikan bangsa???? Sementara mereka mengumpulkan massa, merapatkan barisan, mengorganisasikan pergerakan dan merencanakan strategi untuk mengambil alih pengaturan negara beserta kebijakan-kebijakan yg akan mendukung proses pengaturan tsb. Bagi beberapa orang yg cenderung menganut teori konspirasi pasti sudah dapat merasakan aura tersebut. Tetapi, bagi kita yg masih memiliki kepedulian terhadap keberlangsungan bangsa ini kearah yg baik melalui proses pengaturan yg baik, tentu akan ikut ambil bagian dalam proses penentuan mekanisme perpolitikan bangsa ini.

Kita adalah manusia yg cukup modern untuk memahami sitematika berpikir silogisme kehidupan. Dengan tetap mendengarkan hati nurani berbicara. Caranya gimana????
1. Cari tau secara pro-aktif, calon pemimpin2 yg akan mewakili kita di senayan nanti dan di DPRD daerah masing2. Mana yg kira2 amanah dan berkualitas (dalam hal kompetensi dan akhlak) yg dapat kita percaya dapat membuat kebijakan yg pro terhadap kemaslahatan umat. Bedakan antara “JANJI-JANJI dengan KOMPETENSI”. Caranya: cari tahu track record yg pernah dia lakukan semasa hidupnya, bisa dari prestasi2 yg pernah di peroleh maupun dari sikap dan prilaku dia dlm merespon setiap fenomena yg terjadi di masyarakatnya. Jangan lupa cari tau jg, apakah dia pernah tersangkup masalah KKN atau tindakan “biadap”(KKN salah satu tindakan biadab-red) lainnya.
2. Kalau memang agak repot untuk mencari tahu kualitas individu2 tersebut, karena keterbatasan informasi yg kita peroleh. Kita dapat menganalisa yg lebih mudah yaitu dg menganalisa partai politik yg menjadi kendaraannya. “ah parpol sekarang sama saja!!!”, tunggu dulu!!! Sudah saatnya kita memaksakan diri kita utk open minded dlm menyikapi segala sesuatu. Kita dituntut melakukan ikhtiar yg maksimal dlm mengharapkan sesuatu. Dlm kaitan disini, kt dituntut mengklasifikasi dan memboboti serta memberi nilai dari sekian banyak parpol yg kita kenal. Bagaimana? Sy akan sedikit membri tips utk membatasi proses analisa kita:
a. Pilih partai yg memiliki sistem rekruitment yg ketat terhadap calon legislatif yg akan di ajukan.
b. Pilih partai yg memiliki sistem controlling yg kuat dlm memonitor prilaku setiap anggotanya baik di DPR, DPRD I, DPRD II bahkan di kepengurusan tingkat ranting sekalipun.
c. Pilih partai yg memiliki track record yg teruji dlm hal kebersihan dalam setiap kasus yg berbau KKN.
d. Jangan terlalu cepat men-judge sebelum mengklarifikasi secara komprehensif setiap penilaian. Karena itu akan membuat bias (ketidak tepatan/ kurang representatif) penilaian serta pengambilan keputusan kita nantinya.


Saya rasa Allah SWT sangat senang sekali bagi umatnya yg senantiasa beriktiar secara maksimal dlm setiap yg di inginkannya. Walaupun itu akan lebih banyak meneteskan keringat dan menyita banyak waktu, tenaga dan pikiran. Tapi, percayalah buah dari ini semua begitu manis apabila pada saatnya nanti kita harus menuainya. Mulailah peduli terhadap kemaslahatan kita bersama, karena sdh bnyk terbukti paham individualistis tdk akan membawa kemajuan dan keuntungan apa2 bagi kita pribadi pd khususnya dan masyarakat sekitar kita pd umumnya. Sebarkan aura kepedulian mulai dari lingkungan terdekat kita: keluarga, teman dan masyarakat lingkungan kita.
Wallahualam bisawaf.