Minggu, 25 Januari 2015

AYAHKU PAHLAWANKU...

Majelis Ayah AQL 24 Jan 15 Ust. Bachtiar Nasir -opening- Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya, ia adalah pahlawan pejuang pertama bagi anak lakinya. Umat muslim maju dari keluarga yg kuat, keluarga yg baik ayah ibunya. Eropa kini menghadapi kehancuran struktur keluarga. Di negeri ini, persiapan menjadi ayah jarang disiapkan kaum muslimin. -ust bachtiar nasir- Kebahagiaan terbesar ayah: bisa bahu membahu membantu pekerjaan ayah dalam dakwah Membawa kendaraan saja harus ada kualifikasi sim, akreditasi. Seharusnya imam rumah tangga jauh lebih dipersiapkan, bukan asal maju. Ayah adalah pahlawan. Ibu memberikan zona aman, ayah memberikan tantangan yang terukur. Si anak harus dikeluarkan potensinya oleh si ayah. Fenomena kebanci2an sering muncul di anak2 indonesia. Karena dominan hanya sosok ibu yg mengasuh. Jarang ada peran ayah. Anak laki menjadi lebih cerewet dan sering komplain (layaknya wanita), bukan mendobrak situasi dan menaklukkan tantangan. Ayah menjadi antara ada dan tiada. Akhirnya banyak pula yg jadi gay. -ust bendri jaisyurrahman- Fenomena anak muda sekarang; anak2 smp sma udh pada hamil, di antara temen2 sekolah. Jenis2 cabe: Cabe2an Cabe merah : motif senang2 Jamur bakar : janda di bawah umur baru mekar Cabe hijau: motif ekonomi -ust bachtiar nasir- Kemunduran pertama adalah bila anak sudah benci ayahnya. Anak2 jd hafal kata2 ayahnya yg ringkas dan hanya sedikit: sholat, ada pr atau ngga, ibumu dimana. Belum lagi kekerasan ayah pada anak. Kekasaran membuat potensi anak menjadi impoten. Kekasaran ayah pada istrinya, apalagi bila ditambah perselingkuhan ayah di depan istrinya akan membuat anak perempuannya benci laki2. Perempuan bs jd mempermainkan laki2, memurah2kan diri. Makanya, seorang ayah yg dikaruniai dua anak perempuan dan dididik menjadi baik akan mendapatkan jalan ke syurga. Ust bachtiar nasir banyak menghadapi anak2 muda/krucil2 yg meminta ia menjadi ayahnya. Lewat FB, twitter, pada manggil abi. Sampai hubungi nomor pribadi. Mereka bagai kehilangan sosok ayahnya, minta pengayoman. Dan terjadi banyak sekali. Tersimpulkanlah, anak2 indonesia banyak yg lapar ayah. Di kampus, anak muda juga destruktif karena kurang sentuhan dan contoh dari ayahnya. Demo yg merusak, bakar2, aktivitas buruk di luar kampus, dsb. Mereka ngga dididik ortunya menyalurkan nyali, adrenalin, nyawa anak muda dialokasikan. Adrenalin yang berlebih harus dialokasikan, di tempat yg tepat dan bermanfaat. Olahraga dsb. Ayah jangan jadi penjajah, jadilah pendidik. Jgn bentuk anak sesuai keinginanmu, tp didiklah ia sampai Allah menjadikannya siapa. Bagai anak panah, bidik ke arah kebaikan, lepaskan, biarkan Allah menjadikannya sesuatu. Pendidik, bukan penjajah. KPK membuat riset ttg kejujuran di keluarga di suatu daerah (cirebon). Hasilnya adalah, anak2 rata2 tak percaya orang tuanya jujur. Jadi sejak awal, mereka sudah tak melihat dunia terdekatnya contoh kejujuran. Anak2 sekarang cepat dewasa (syahwatnya). Tp akal sehat dan budinya lambat dewasa. Kurikulum yg harus disampaikan pada anak: 1. Mengenalkan anak pada Allah dan RasulNya 2. Mengikatkan anak pada hukum Allah dan RasulNya, ajari fiqih dan syariah. Kini, anak2 hanya dibesarkan fisiknya. Tp fikrahnya, hatinya, dibawa lari dengan keagnostikan sains, sekularisme, liberalisme tanpa terperhatikan ortunya. Badan membesar, tp pikiran dan hati entah kemana. Pendidikan seksual dari sisi agama harus dikuasi ayah. Kerusakan kejahatan seksual di indonesia sudah sangat parah. Pelaku dari usia 100 tahun sampai 6 tahun, korban dmulai dari usia 18 bulan. -ust bendri jaisyurrahman- Maka, kenalkan anak ttg tubuhnya auratnya, dan bagaimana membawa tubuh. Ajari ttg tipe2 sentuhan (sentuhan sayang, meragukan, dan berbahaya). Ajari pula tipe2 hubungan (saudara, teman, saudara, orang asing, dsb). -ust bachtiar nasir- Jadilah ayah yang berselera tinggi: selera para anbiya, shiddiqih, orang2 shalih. Punya visi agar anak bisa sebaik selera orang2 itu. Jangan rendahkan visi jadi "sekedar", "yang penting", dsb. Albaqarah:133 Ayah yg membanggakan, di akhir hayatnya memastikan anak2nya menjunjung tauhid, menuhankan Allah yg esa, sampai generasi-generasi selanjutnya. Kata yg dipakai Allah dalam ayat tsb adalah "Ilahaka" (Tuhanmu, wahai ayah). Anak2 mengakui akan menyembah Tuhan ayahnya sepeninggalannya. Ini menunjukkan pendidikan sang ayah tentang ketauhidan, keimanan yg jelas dari didikan sang ayah. Alimron:33 4 laki2 disebut paling utama menurut Allah di zamannya. Namun bagi yg anak2nya beriman, dipanggil Allah dgn juga.