Kamis, 11 Desember 2008

ANALISA PENURUNAN HARGA BBM

Fenomena yang terjadi dalam turunnya harga premium akhir-akhir ini dan disusul rencana pemerintah untuk menurunkan juga harga solar membuat saya tertarik untuk mengetahui lebih dalam tentang penurunan harga BBM ini. Tetapi dikarenakan saya bukan ekonom apalagi pakar, jadi ya wajar aja kalo saya melihat dari kacamata seorang awam… hwehehehe… saya mencoba merumuskan analisa ini dari beberapa pertanyaan yang menggelitik pikirannya saya, yaitu diantaranya;

Kenapa sih harga BBM bisa turun????

Sebenarnya berdasarkan sumber-sumber yang saya baca, tren penurunan harga BBM ini di picu dengan tren penurunan harga minyak mentah dunia yang sudah terlihat dari sekitar bulan juli 2008 lalu walaupun sempet naik secara signifikan di awal 2008.Penurunan ini kemungkinan disebabkan diantaranya karena:

1. Penghematan besar-besaran oleh AS yang kita kenal sebagai Negara pemakai BBM terbanyak di dunia. Ini menyebabkan konsumsi minyak cukup signifikan turun. Sebagai data pendukung saya juga sempat melihat data konsumsi minyak di AS dan produksi minyak dunia.

Dari data-data tersebut cukup signifikanlah penghematan yang dilakukan oleh AS mempengaruhi konsumsi BBM secara global. Karena apabila diasumsikan pemakaian berkisar antara 5% - 15 % atau kira-kira (kira2 kasar lho…) 4.500 – 13.500 juta bbl/tahun dan kita bandingkan dengan pemakaian Negara emerging market seperti Cina mengkonsumsi 6,354 juta bbl/thn; India sebesar 2,450,000 bbl/hari, Rusia sebesar 2,500,000 bbl/hari , dan Brazil sebesar 2,100,000 bbl/day, ternyata masih lebih besar penghematan BBM yang dilakukan daripada konsumsi negara-negara emerging market (data di dapat dari Estimasi EIA 2007).

2. Berdasarkan sumber yang saya dapat ada kecenderungan Negara-negara yang sedang booming dengan produksi minyaknya mulai melemparkan hasil produksinya ke pasaran. Ini disebabkan tren penurunan harga BBM.

3. Peningkatan produksi minyak mentah oleh Negara-negara OPEC, terutama Arab Saudi yg mencapai 200.000 barell/hari.

4. Menurunnya ketegangan antara Iran-AS terkait dengan Nuklir

5. Terbongkarnya praktik manipulasi pembentukan harga minyak yang dilakukan para spekulan, oleh Commodity Futures Trading Commision AS.

Sepeti halnya kenaikan BBM pada Mei 2008 lalu itu disebabkan karena naiknya harga minyak mentah dunia. Nah kalo udah turun begini pastinya harga minyak harus turun dong. Itu mungkin logika sederhana dari kita kepada pemerintah. Tapi pertanyaan yang lebih mengelitik lagi adalah;

Berapa dong penurunan yang pantas untuk BBM?

Apakah penurunan yang cukup signifikan dari harga minyak mentah per barel tersebut cukup pantas untuk harga penurunan sebesar Rp. 500 untuk premium saat ini? dan mengapa premium saja yang mengalami penurunan, padahal yang lebih menyentuh kepentingan umum kan solar, seperti transportasi umum, industry, perahu nelayan dan jutaan rakyat miskin di Indonesia? ini lah pertanyaan yg cukup sulit dijawab oleh orang awam seperti saya. Tapi saya mencoba melakukan beberapa analisa kasar yang didukung dari beberapa data yang berhasil saya kumpulkan.

Kacamata pemerintah berpendapat, bahwa di pasar international harga solar lebih mahal ketimbang premium. Ini menyebabkan subsidi solar sudah tidak dapat ditambah lagi dan mungkin ada beberapa analisa biaya dan perhitungan yg saya sendiri kalo dijelasin juga ga mudeng-mudeng kali…hwehehehe… Trus pertanyaannya, emang bener solar dalam negeri kita impor dari luar? Trus produksi kita kemana? Saya rasa apabila solar itu adalah produk dalam negeri, itu hanya dipengaruhi oleh biaya produksi saja, tidak perlu merambat dengan harga solar di pasar internasional. (itu menurut kacamata awam saya lho!). berdasarkan informasi dari pengamat perminyakan, biaya produksi premium dan solar kita sebesar Rp. 4000/lter. Berarti cukup relevan apabila solar pun ikut diturunkan (itu menurut saya lho, apabila kita mengacu kepada biaya produksi dan bukan harga di pasar international).

Trus kenapa penurunan harga premium Cuma sedikit yaitu Rp. 500 perak? Masih analisa saya lho!!! oke katakanlah , harga minyak mentah turun cukup signifikan saat ini tetapi jangan lupa itu diikuti pula dengan menguatnya $US terhadap Rupiah yg mencapai Rp. 12.000/dolar. Walaupun saya tidak tahu pasti bagaimana keseimbangan dari keduanya dapat mempengaruhi jumlah penurunan harga yang terjadi, tetapi saya ckup yakin ini merupakan factor yg mempengaruhi jumlah penurunan tersebut. Dan apabila saya sedikit memposisikan sebagai pemerintah, memperhatikan fluktuasi pergerakan harga minyak mentah yang cenderung sangat cepat dalam beberapa bulan belakangan ini. ada kekhawatiran penurunan ini tidak bertahan lama. Karena sampai detik ini pun tidak ada yg bisa memastikan penurunan ini akan bersifat konstan pada kisaran harga tersebut. Dan apabila itu terjadi saya rasa tidak mungkin bagi pemerintah untuk menaikan kembali harga BBM dalam jarak waktu yg cukup cepat setelah diturunkan. Apalagi disinyalir akan banyak pihak yg akan bermain di air keruh menanggapi kejadian tersebut, menjelang pemilu 2009. Mungkin inilah kekhawatiran pemerintah untuk tidak gegabah menurunkan harg a dengan besaran yg cukup signifikan. Iya tapi berapa dong harga penurunan yg pantas untuk BBM? Saya pikir cukup logis pendapat pengamat perminyakan yg menyarankan penurunan untuk solar Rp.500 per liternya dan premium Rp. 1000 per liternya. Ini didasari diantaranya oleh tingkat pemakaian kedua jenis BBM tersebut dan harga produksinya yg hampir sama yaitu sekitar Rp. 4000/ liter.

Mungkin hal yang terpenting menurut saya adalah, sebaiknya kita dapat melihat persoalan dari berbagai sudut pandang. Sudah saatnya kita peduli dengan Negara ini dengan dapat terus memberikan tanggapan-tanggapan kontruktif terhadap segala bentuk proses perbaikan bangsa.

KEEP FIGHT FOR BETTER FUTURE OF INDONESIA!!!

3 komentar:

  1. tambah putu2 biar tambah keren n warnanya di variasiin biar menarik secara pembahasannya berat euy....seberat minyak/perbarrel hehehe piss.....

    BalasHapus
  2. alo nick,
    bahasan lo dahsyat nick.. keep on writing bos!

    riza

    BalasHapus
  3. Yang saya tau,sekarang turun menjadi goceng untuk premium.Tetapi saya liat fenomena di berita bahwa masyarakat kecil mengalami kesusahan untu pembelian dan penggunaan minyak tanah,Minyak tanah menghilang!!!
    Kasian juga mereka. Di Iklan pelayanan dikatakan lebih hemat menggunakan kom[or gas (dgn gas berukuran kecil berwarna hijau). Tetapi dengan sering terjadinya kebakaran dimana-mana yang ditelusuri ternyata lagi-lagi kaibat penggunaan kompor gas yang kurang baik.
    Dengan banyak diproduksinya gas-gas hijau tersebut,membuat hasil produksi tersebut tidak luput dari kekurangan.Kurang kencangnya penyambung'nya lah...dan masih banyak lagi.
    Kasian aja masyarakat kecil juga, BBM turun tetapi minyak tanah malah sulut dicari. Mengenai hal itu,bagaimana menurut Kang Nicky?

    BalasHapus