Rabu, 10 Desember 2008

FENOMENA KAMBING KURBAN DAN CALEG

Ada yang berbeda ketika saya menyaksikan pemandangan kambing kurban yang dijajakan oleh para pedagang sepanjang jalan menuju ke rumah. Kemudian di susul dengan pemandangan poster2 , spanduk2 dan baliho2 para caleg yang juga men ‘jaja’ kan dirinya. Saya jadi berpikir sepertinya ada yang menarik antara fenomena kambing kurban dan para caleg.

1. Rebutan No. Urut

Mungkin apabila kambing kurban boleh memilih, mereka akan memilih nomor urut pemotongan yang paling akhir agar mereka dapat lebih lama merasakan kehidupannya walau hanya sesaat (hanya kambing dan tuhan yang tahu..hwehehehe). Ini berbeda dengan para caleg dari beberapa partai di negri ini. mereka akan berebut mati-matian bahkan ada yg rela merogoh kocek sedemikian dalam agar menempati no urut pertama atau nomor-nomor urut awal. Karena system pemilu kita saat ini menetapkan, untuk suara yg tidak mencukupi kuota pada nomor urut yang akhir-akhir akan dilimpahkan ke nomor urut pertama atau nomor-nomor urut awal. Otomatis para caleg yang menempati nomor urut pertama atau nomor -nomor awal memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat terpilih menjadi aleg (Anggota Legislatif) dari partai mereka.

2. Mengembik sebelum eksekusi

Biasanya kambing gak berhenti-hentinya mengembik sebelum masuk dalam proses penjagalan dan lolos masuk kea lam kematian. Begitu juga para caleg yang ga henti-hentinya mengembikan janji2 yang biasanya itu ada ketika masa kampanye aja. Bahkan ada beberapa caleg ga tidak mengerti apa yang dia ‘embik’an. Maklum Cuma titipan konsultan politik belaka. Dan ini lah dampaknya kalo para caleg dipilih dengan metode kejar deadline.ck.ck.ck.ck.

3. Udah kaya kacang goreng

Seperti biasa kambing kurban akan seperti kacang goreng bertebaran di pinggir-pinggir jalan untuk dijual. Begitupun para caleg ketika musim kampanye aja pada munculnya dan semangat betul menyuarakan aspirasi atas nama rakyat, setelah itu mereka kembali ke kandangnya masing-masing boro-boro peduli nasib rakyat wong mereka aja sibuk ngejar target balik modal setelah kampanye. Nah bedanya kambing pas kurban harganya jadi selangit, tapi kalo caleg-caleg saat ini kebanyakan harganya jadi pada rendah terbukti dengan siapa aja bisa jadi caleg. Yang penting deadline penyerahan nama-nama caleg terpenuhi.

4. Kadang ada yang menyembunyikan kecacatan

Seperti halnya menjual kambing, ada saja pedagang yang nakal menyembunyikan kecacatan kambing yang akan dijual. Ya alesannya Cuma satu, ga mau rugi!!!!

Apakah caleg pun seperti itu????sepertinya ga jauh berbeda untuk beberapa caleg, bahkan (naudzu billah minzalik) ada yang berlaga so suci dan melupakan kesalahan2 yang pernah diperbuatnya di masa lampau.

5. Kalo gak diawasin dan dijagain suka nakal

Nah ini nih, kambing atau hewan kurban lain suka nakal kalo ga dijagain n diawasin. Ada yang makan taneman orang lah, ada yang kabur ke jalan raya lah bahkan kemarin ada sapi yang nyebrang jembatan busway (padahal kearah DPR kan ga ada busway, dikiranya ada yang pada mau ‘dagang sapi’ (politik dagang sapi-red)kali ya???????hwehehehe).

Nah nih caleg juga suka kaya gitu, kalo ga sama-sama kita awasin, ga menutup kemungkinan mereka bermain nakal yang dampaknya sangat tidak baik untuk pendidikan politik di negeri ini. makanya untuk menyukseskan pemilu kali ini dari praktik2 yang tidak terpuji, bukan hanya panwaslu n KPU aja yang mengawasi, kita pun dituntut ikut andil dalam mengawasi dan menindak segala bentuk ketidak terpujian dari para calon-calon wakil rakyat ini.

Ada yang mau berbagi sanggahan, pendapat atau koreksi atau bahkan ada yg mau menambahkan fenomena ini?????

1 komentar:

  1. bagus nya dua - duanya sama - sama disembelih ! heran ada juga politisi yang sudah naik ke atas katanya mau minta fatwa haram ke MUI buat GOLPUT....Fatwa kok 'mesen' memangnya fast food !

    Vale ! untuk kesehatan

    BalasHapus