Rabu, 10 Desember 2008

FENOMENA PENURUNAN HARGA PREMIUM & SKB 4 MENTERI

Terhitung tgl 1 Desember 2008 hari ini pemerintah menurunkan harga premium dari Rp. 6000/liter menjadi Rp. 5500/ Liter. Penurunan sebesar Rp. 500 tersebut ditanggapi dingin oleh hamper seluruh masyarakat khususnya para supir angkutan dan para pengurus ORGANDA. Bahkan di bandung para mahasiswa berdemonstasi untuk menanggapi penurunan ini dan sempat diwarnai kericuhan. Meeka menuntut solar dan BBM lain pun diturunkan. Mereka menganggap penurunan yang tidak terlalu signifikan jumlahnya tersebut tidak akan berpengaruh apa-apa tehadap kelangsungan kehidupan mereka sehari-hari. Dengan berbagai analisa yang mereka kemukakan.

Ada satu lagi fenomena yg menarik perhatian saya, yaitu dikeluarkannya SKB 4 menteri. Yang didalamnya dianggap oleh para buruh tidak memihak nasibnya dan keluarganya. Bagaimana tidak, didalamnya memuat pernyataan bahwa penentuan Upah minimum sekarang diusahakan tidak melebihi pertumbuhan ekonomi nasional (seperti tertuang dalam pasal 3), yang akhirnya di revisi menjadi diupayakan memperhatikan tingkat inflasi di masing2 daerah. Mereka menganggap : pemerintah sudah tidak peduli lagi akan nasib para buruh, dengan menyerahkan kebijakan tersebut kepada para pengusaha yang mereka anggap “selalu ogah rugi” dan tidak mendukung kenaikan upah minimum kaum buruh.

Terlepas dari berbagai analisa yang mereka lontarkan (yang mohon maaf, agak terkesan apriori dan pesimistis, bahkan provokatif—red ), anehnya koq saya malah berpikir: Apa ya yang terjadi dengan masyarakat kita ya? atau bahkan media yang bersalah???

Apabila dapat kita renungi sejenak, mungkin inilah yang menjadi akar penyebab kita tidak pernah keluar dari keterpurukan yg berkepanjangan. Mengapa tidak? Ternyata masyarakat kita adalah masyarakat yg sering kali lupa untuk bersyukur sejenak (dan bisa jadi kita pun masuk di dalamnya). Mereka telalu terfokus dengan kemalangan yang terus saja menyelimuti kehidupan mereka sehari-hari , dan mohon maaf berdasarkan teori optimalisasi mindset: kita akan mendapatkan apa yang sering kali kita pikirkan.

Adalagi yang unik, apabila saya boleh menggambarkan masyarakat kita (atau memang media yang menggambarkan itu semua). Ada beberapa penyakit yg kronis masyarakat kita derita contohnya seperti: apriori, pesimistis, curigaan, masyarakat bersumbu pendek (tersulut sedikit langsung bereaksi) dan egois. Apabila kita bisa lebih peka, ini dapat dilihat dari berbagai tanggapan seputar kebijakan pemerintah dan isu-isu strategis lainnya (mungkin kita pun secara tidak sadar melakukannya).

Sudah waktunya kita lebih peduli dengan nasib bangsa ini, dengan pertamakali mengupayakan untuk lebih peka menganilisis semua yg terjadi dlm diri kita dan masyarakat kita. Ingat!!!!! Apa yang kita dapatkan adalah pengejewantahan dari apa yg seringkali kita pikirkan (seperti dlm firman Allah SWT: “Aku seperti prasangka hamba-Ku”), dan itu semua adalah pilihan!!! Siapa lagi yang akan peduli terhadap diri kita kalau bukan kita yang terlebih dahulu memperdulikan diri kita dan masyarakat kita.

Selamat memilih!!!!!!!!!!!!!

Silahkan tinggalkan tanggapan, sanggahan, kritik dan bahkan saran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar